Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Puji dan syukur
marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga alhamdulillah kami berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi Geografis (SIG)” ini dengan baik.
Makalah ini berisikan tentang definisi SIG,
manfaat SIG, keuntungan SIG dan materi-materi lain yang erat hubunganya dengan
SIG. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Ilmu Komputer dan diharapkan agar para pembaca dapat mengetahui apa itu SIG, penerapan SIG,
serta keuntungan SIG.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada Ibu Rani Susanto, S.Kom selaku
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indnesia (UNIKOM).
Terimakasih juga kepada kawan-kawan kelompok yang telah bekerja keras dan
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
“Tiada gading yang tak retak” begitupula
dengan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami
harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Bandung,20 Desember
2013
Penyusun
Dengan
seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, perkembangan teknologi pun
seiring dengan perkembangan zaman tesebut. Perekembangan teknologi tersebut
juga berpengaruh pada kemajuan teknologi dalam dunia IT (Information Technology) yang juga berkembang dengan pesat . Salah
satunya adalah dengan munculnya Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis).
Teknologi
SIG (Sistem Informasi Geografis) telah berkembang pesat. Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS,
Web GIS, dan Database Spatial yang merupakan
wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis, untuk
mengakomodir kebutuhan solusi atas
berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan tekhnologi SIG ini.
Konsep dasar SIG sistem yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat
geografi. SIG memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan
operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi SIG
saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari
jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi SIG kedepannya mengarah
kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan SIG.
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
• Mengetahui
apa yang dimaksud dengan SIG
• Mengetahui
Tujuan dan Manfaat SIG
• Mengetahui
Keuntungan Menggunakan SIG
• Mengetahui
Website yang Menampilkan SIG
• Mengetahui
Contoh Pemanfaatan SIG
Manfaat yang dirahapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
• Menambah
referensi,
• Dapat
mengetahui pengertian SIG, tujuan dan manfaat SIG, software
untuk
pengembangan SIG (keuntungan menggunakan SIG, Penerapan SIG, contoh
pemanfaatan SIG)
• Dapat memahami dan mengetahui mengenai Sistem Informasi
Geografi (SIG) sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.
35000
tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon
menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi
hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada
sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke
database atribut.
Pada
tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data
sensus.
Awal
abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan
menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang
dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi
pada awal tahun 1960.
Tahun
1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario
oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger
Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS – SIG Kanada), digunakan
untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk
Inventarisasi Tanah Kanada (CLI – Canadian land Inventory) – sebuah inisiatif
untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan
berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan
penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga
diterapkan untuk keperluan analisis.
CGIS
merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan
yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang
memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas
terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian
disebut “Bapak SIG”.
CGIS
bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah
pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil
yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat
keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan
berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada
pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua
pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri
pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation
UNIX dan komputer pribadi.
Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di
berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih
sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet,
yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita
ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun “Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)” dalam pembangunan ilmu
pengetahuan, teknologi dan riset.
Pengertian SIG (Sistem
Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang berhubungan dengan data
spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan Bumi adalah Sistem
Informasi Geografi (SIG). Pengertian SIG adalah suatu sistem yang menekankan
pada informasi mengenai daerah-daerah berserta keterangan (atribut) yang
terdapat pada daerah-daerah di permukaan Bumi. Sistem Infomasi Geografis
merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical
Geography) berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan
tertentu.
Seiring dengan kemajuan dan
perkembangan komputer, SIG dewasa ini telah mengalami kemajuan dan perkembangan
yang sangat pesat sehingga merupakan suatu keharusan dalam perencanaan,
analisis, dan pengambilan keputusan atau kebijakan. Kemajuan dan perkembangan
SIG ini didorong oleh kemajuan dan perkembangan komputer, serta teknologi
penginderaan jauh melalui pesawat udara dan satelit yang telah dimiliki oleh
hampir sebagian besar negara maju di dunia.
SIG atau Geography Information System (GIS)
memiliki pengertian yang selalu berubah sesuai dengan perkembagannya. Berikut
ini pengertian SIG menurut beberapa ahli:
·
SIG adalah suatu sistem yang dapat melakukan
pengumpulan, penyimpanan, pemanggilan kembali, pengubahan (transformasi), dan
penayangan (visualisasi) dari data-data spasial (keruangan) untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu.
·
SIG adalah suatu sistem berbasi komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis.
·
SIG adalah sistem komputer untuk memanipulasi
data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan lunak
yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan), verifikasi, kompilasi, updating, manajemen, manipulasi,
presentasi, dan analisis.
·
SIG adalah sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis
·
SIG adalah sistem teknologi informasi
berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan,
memanipulasi, dan menyajikan data spasial, yaitu data yang memiliki acuan
lokasi, atau posisi (geo-referensi) dan disimpan dalam basis data serta
digunakan untuk berbagai aplikasi.
Dari pengertian-pengertian
yang dikemukakan ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pengertian SIG
adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data berferensi
geografis atau data geospasial.
Istilah Sistem Informasi
Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi,
dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan
pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung
pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi,
pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
telah diketahui.
Tumpang susun beberapa peta
merupakan tugas terpenting SIG untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan
tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan tumpang susun peta
yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan
peta tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan SIG secara
manual. SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan, antara lain sebagai
berikut.
1. Memerlukan
banyak tenaga dan prosesnya sangat lambat. Hal itu disebabkan dalam proses
tumpang susun peta harus dilakukan penyamaan proyeksi dan skala peta. Di
samping itu, tumpang susun peta hanya dapat dilakukan atas tiga atau empat
lapis, masih ditambah satu peta dasar untuk mencapai akurasi spasial dalam
tumpang susun itu.
2. Sulit
untuk melakukan penghitungan statistik karena pengukuran luas harus dilakukan
secara manual.
3. Tidak
sesuai untuk menciptakan kombinasi baru yang rumit dari lapis sebelumnya karena
SIG secara manual tidak dilengkapi dengan proses numerik untuk kombinasi lapis.
4. Diperlukan
ruang lebih banyak untuk tempat penyimpanan data. Di dalam upaya menangani
informasi-informasi spasial atau yang bereferensi geografi, sejak 1970an telah
dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain digunakan untuk
menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan informasi pada
lokasi tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan ilustrasi hubungan
antara satu objek dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG merupakan suatu
teknologi informasi yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan bidang-bidang spasial, khususnya untuk membuat suatu
model data spasial. Hal itu karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat baik
dalam menggambarkan data-data spasial dan data-data atributnya. Melalui
penggunaan SIG, modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan
untuk menggambarkan suatu gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara
mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang
sangat menarik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan
pendidikan mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan,
dan. unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi beserta data-data
atribut yang menyertainya.
Dikembangkannya SIG
menggunakan perangkat komputer mengakibatkan keterbatasan SIG manual dapat
diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat komputer antara lain sebagai
berikut,
1. Penggabungan
dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan atribut
sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi
proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol.
2. Pencuplikan
sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun
menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu
melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan
berkas basis data
b. Menayangkan
informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan
analisis statistik.
d. Memungkinkan
penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan
hubungan antarbasis data.
4. Tidak
memerlukan banyak tuang untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali data
dapat dilakttkan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan
secara digital pada satu komputer.
5. Mampu
mengolah sejumlah besar data secara cepat. Seiring dengan perkembangan
komputer, perkembangan SIG juga mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Peningkatan itu terutama terdorong oleh perkembangan pengindraan jauh,
komputer, dan global positioning system (GPS). Perkembangan SIG sangat menarik
bagi berbagai pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena itu,
penggunaan SIG mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an.
Peningkatan penggunaan SIG terjadi terutama di negara-negara maju, baik di
kalangan militer, pemerintahan, akademis, maupun untuk kepentingan bisnis.
Kita ketahui bahwa salah
satu fungsi peta adalah untuk menyimpan data geografis. Pada mulanya data-data
geografis tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Oleh
karena itu, peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk menyimpan dan
menginformasikan data geografis.
Namun, seiring dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, data-data informasi geografis dapat disimi dan
disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data dalam komputer itu
dikenal dengan istilah data digital.
1. Perangkat
Keras (Hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang
merupakan bagian dari
sistem komputer yang mendukung
analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan
yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa
bagian untuk menginput data,
mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
·
Olah data: harddisk, processor,
RAM, VGA Card
2. Perangkat
Lunak (Software)
Perangkat lunak
digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,
memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial.
Perangkat lunak yang
harus terdapat
dalam komponen software SIG adalah:
·
Alat untuk
memasukkan dan memanipulasi
data SIG
·
Data Base Management System (DBMS)
·
Alat untuk menganalisa data-data
·
Alat untuk
menampilkan data dan hasil analisa
3. Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG
yaitu :
·
Data Spasial dan
Data Non Spasial (Atribut)
4. Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena
manusia adalah perencana
dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada
pengguna yang menggunakan
SIG
untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
5.
Metode
Metode
yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang
baik tergantung pada aspek
desain
dan kenyataannya.
Sistem Informasi Geografis dapat
dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan Tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri
dari data spasial
dan data atribut dalam
bentuk
dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya
dapat membuat peta dan menganalisa informasinya
dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk
menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga
data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table,
atau
dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003, dalam As Syakur 2007) alasan yang mendasarinya adalah:
1.
SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara
terintergarsi.
2.
SIG dapat memisahkan antara
bentuk presentasi dan basis data.
3.
SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada dipermukaan
bumi
ke dalam beberapa layer atau
coverage data spasial.
4.
SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
menggambarkan data
spasial berikut atributnya.
5.
Semua operasi
SIG dapat dilakukan secara interaktif.
6.
SIG dengan
mudah menghasilkan peta -peta tematik.
7.
SIG sangat
membantu pekerjaan yang erat
kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Posisi GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan bervarian.
Pemanfaatan GIS semakin meluas
meliputi pelbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian,
militer dan lain sebagainya.
Berikut ini
adalah beberapa contoh aplikasi SIG:
1. Pengelolaan
Fasilitas
Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan
pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan ,pelayanan
jaringan telekomunikasi.
2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Untuk
tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat
yang digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan
untuk tanaman peranian, pengelolaan
hutan dan analisis dampak lingkungan
3. Bidang Transportasi
Untuk fungsi ini digunakan peta skala
besar dan menengah dan analisis
keruangan, terutama untuk
manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn teknisi,
analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
Gambar. Contoh aplikasi SIG dalam 3 dimensi
Gambar . Contoh Aplikasi SIG jalan di GPS
4. Jaringan telekomunikasi
GIS digunakan untuk memetakan
Sentral.
5. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel,
kabel Sekunder, Daerah Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang terjadi dapat segera
diketahui.
6. Sistem Informasi
Lahan
Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral
skala besar atau peta persil tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral
pajak.
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa
dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah
data yang
telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi. Tidak hanya
itu, Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat juga digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan
sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa
membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG
dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang
membutuhkan perlindungan dari polusi.
Data-data yang
diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian
analisis
yang dapat digunakan adalah
analisis spasial dan analisis atribut.
Data spasial merupakan data yang
berkaitan dengan lokasi
keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data
tabel yang
berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara
dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis
dan bentuk area (polygon). Titik
merupakan kenampakan tunggal
dari
sepasang koordinat
x,y yang
menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan
sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain.
Sedangkan
area adalah kenampakan yang dibatasi
oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model
data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga
terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang
direkam dalam bentuk
koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik, garis atau
area (polygon).
Manfaat SIG :
·
SIG dapat digunakan sebagai alat
bantu interaktif yang
menarik
dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur- unsur geografi yang ada dipermukaan
bumi.
·
SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang
ada
dipermukaan bumi
kedalam
beberapa layer atau
coverage data spasial.
·
SIG sangat
membantu pekerjaan yang erat
kaitannya
dengan
bidang spasial
dan geoinformatika.
1. Data
Dapat dikelola dalam Format yang jelas.
2. Biaya
lebih murah dari pada harus Survey ke lapangan.
3. Pemanggilan
data cepat dan dapat diubah dengan cepat.
4. Data
spasial dan Non-spasial dapat dikelola bersama.
5. Analisa
data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien.
6. Data
yang sulit dilakukan secara manual dapat ditampilkan dengan gambar 3 Dimensi.
7. Dapat
untuk perencangan secara cepat dan tepat.
Berikut merupakan Contoh dari SIG :
·
Web Gis Marketing
·
Map Info
·
Inteligence
Tracking System (i-Ts)
·
Google Earth
·
Web Gis on Google Maps
·
Web Gis Simpotenda
·
Web
Gis News and information
·
GPS
Dalam makalah ini
kita akan menitikberatkan pada pembahasan tentang GPS, yang merupakan salah
satu dari penerapan konsep Sistem Informasi Geografis.
Sistem Pemosisi Global atau
dalam bahasa inggris disebut sebagai Global Positioning Global (GPS) adalah
sebuah system yang digunakan untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan
bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi, sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah
dan waktu.
Sistem ini menggunakan
sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi
dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim
ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Sebuah Penerima GPS
menghitung posisinya dengan tepat waktu sinyal yang dikirim oleh GPS satekit
tinggi di atas bumi. Setiap satelit menstransmisikan pesan terus-menerus yang
meliputi :
·
Pada saat pesan dikirim.
·
Tempat orbital informasi (Ephemersi).
·
Kesehaatan umum system dan orbit kasar dari
semua satelit GPS(Almanac).
Penerima menggunakan
pesan-pesan yang diterimanya untuk menentukan waktu transit dari setiap pesan
dan menghitung jarak ke setiap satelit. Jarak ini bersama dengan lokasi satelit
digunakan dengan bantuan Trilateration, tergantung pada algoritma yang
digunakan untuk menghitung posisi penerima. Posisi ini kemudian ditampilkan,
dengan peta bergerak atau dengan garis lintang dan garis bujur, sehingga
informasi elevasi dapat dimasukkan. Banyak GPS unit menampilkan informasi yang
diperoleh seperti arah dan kecepatan yang dihitung dari perubahan posisi.
Tiga sateli dirasa sudah
cukup untuk memecahkan posisi karena suatu ruang memiliki tiga dimensi dan
posisi dekat dengan permukaan bumi yang dapat diasumsikan.
Pada bagian ini terdiri dari
kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, berjarak sekitar 12.000 mil
di atas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa
sehingga alat nvigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit dari empat
satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca atau plastic, akan tetapi
tidak dapat melewati gedung ataupun gunung. Satelit mempunyai jam atom dan juga
akan memancarkan informasi waktu sekarang.
Gambar.
Satelit
di Orbit Bumi
Data ini dipancarkan dengan psedo-random, masing-masing satelit memiliki kodenya
sendiri-sendiri. Nomer kode ini biasanya akan di tampilkan di alat navigasi,
maka kita dapat melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat
tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat
navigasi dengan satelit yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi.
Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam perhitungan. Kekuatan
sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuat alat akan menerima
sinyal lebih kuat daripada satelit yang berada di atasnya (“bayangkan lokasi
satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang”) dibandingkan dengan satelit
yang berada di garis cakrawala (“bayangkan seperti matahari terbenam di sore
hari atau pada saat terbit di pagi hari”).
Ada dua jenis gelombang yang
saat ini dipergunakan sebagai alat navigasi yang berbasi satelit pada umumnya,
yang pertama lebuh dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini
yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit ini juga mengeluarkan gelombang
L2 pada frekwensi 1227.6 MHz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer
dan bukan muntuk umum.
Bagian ini terdiri dari alat
navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris
yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan
perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus
oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar
4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi
memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data
ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah
satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang
dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan
perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat
tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat,
akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.
Seperti namanya, bagian ini
untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga
bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan.
Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan
dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini
disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat
navigasi kita.
Akurasi atau ketepatan perlu
mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat
posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan, yang lebih dikenal dengan
tingkat akurasi. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat
dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam
radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka
akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin
tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi
yang bisa dicapainya.
Pada pemakaian sehari-hari,
tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang
mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda
padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk
memperhatikan luas langit yang dapat dilihat.
Ketika alat berada disebuah
lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka tingkat akurasinya akan jauh
lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3 meter). Di padang
rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan
jauh lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap
dapat menggunakan alat navigasi ini di dalam sebuah gua.
Karena alat navigasi ini
bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat
navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan
pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal
satelit:
·
Kondisi geografis, seperti yang diterangkan
diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih
dapat berfungsi.
·
Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin
berkurang sinyal yang dapat diterima.
·
Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat
ini ketika menyelam.
·
Kaca film mobil, terutama yang mengandung
metal.
·
Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan
gelombang elektromagnetik.
·
Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam
gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek
seperti berada di dalam lembah.
·
Sinyal yang memantul, misal bila berada di
antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga
alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Gambar.
Ilustrasi sinyal satelit terhadap kondisi geografis
Beberapa kemampuan GPS
antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu
secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca.
Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem
penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti
itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya,
beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk
ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada
beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat
ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
Prinsip penentuan posisi
dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak
dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang
harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu
parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit
dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke
empat satelit.
Ada 3 macam tipe alat GPS,
dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang berbeda-beda.
Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi
harganya cukup murah, sekitar 1 – 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang
diberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua
adalah tipe geodetik single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan
dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter
sampai dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual
frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter.
Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan
jaring titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe
geodetik cukup mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.
GPS (Global Positioning
System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak
diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun
angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang
cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika,
geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi,
pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di
Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu
dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis
aplikasinya.
3.1.1.
SIG
Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan
menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi. Data tersebut
memuat data atau fakta permukaan bumi secara lengkap, misalnya, keadaan
geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Wujud data
tersebut disajikan dalam bentuk peta sehingga sistem informasi geografi tidak
terlepas dari peta sebagai basis data.
3.1.2.
Manfaat SIG
a.
Manajemen tata guna lahan
b.
Inventaris sumber daya alam
c.
Untuk pengawasan daerah bencana alam
d.
Untuk perencanaan wilayah dan kota
3.2.
Tujuan
Untuk mempermudah
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.
3.3.
Keunggulan SIG
1.
Data
dapat dikelola dalam format yang jelas
2.
Biaya
lebih murah daripada harus survey lapangan
3.
Pemanggilan
data cepat dan dapat diubah dengan cepat
4.
Data
spasial dan nonspasial dapat dikelola
bersama
5.
Analisa
data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien
6.
Data
yang sulit dilakukan secara manual dapat ditampilkan dengan gambar 3 dimensi
7.
Dapat
untuk perancangan secara cepat dan tepat
3.4.
Penerapan SIG
a. Dalam bidang sumberdaya
seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata
guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
b. Bidang perencanaan ruang
seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan
industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan
c. Bidang management atau sarana-prasarana suatu wilayah
seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih,
perencanaan dan perluasan jaringan listrik
d. Bidang pariwisata
seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata
suatu daerah.
e. Bidang transportasi
seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian
rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan
rawan kemacetan dan kecelakaaan.
f. Bidang social dan budaya
seperti
untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas
dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan
dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan,
pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah
sakit, sarana hiburan dan perkantoran.