KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan makalah
laporan praktikum biologi yang alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.
Makalah
ini berisikan tentang hasil dari praktikum isolasi DNA untuk mempelajari dan
mengetahui bentuk DNA pada buah-buahan yang dijadikan bahan praktikum. Laporan
ini dibuat agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang DNA.
Tak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru bidang study biologi Ibu MASHITOH
yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat melakukan praktikum isolasi DNA
dengan baik dan benar.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami
harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Sliyeg,
01 September 2012
Penyusun
Daftar
Isi
Kata
Pengantar............................................................................................ 1
Daftar
Isi..................................................................................................... 2
Bab I
Pendahuluan................................................................................................ 3
1.1.
Latar Belakang............................................................... 3
1.2.
Tujuan Penelitian............................................................ 4
1.3.
Rumusan Masalah.......................................................... 4
1.4.
Landasan Teori............................................................... 5
Bab II
Metode
Praktikum....................................................................................... 6
2.1. Waktu dan Tempat...............................................................6
2.2. Alat dan Bahan.....................................................................6
2.3. Prosedur Kerja......................................................................6
Bab III
Hasil
dan Pembahasan................................................................................ 7
3.1. Data Hasil Pengamatan........................................................7
3.2. Tabel Hasil Pengamatan.......................................................8
3.3. Pembahasan..........................................................................8
3.4. Diskusi..................................................................................9
Bab IV
Penutup...............................................................................................................10
Kesimpulan.....................................................................................10
Daftar
Pustaka.....................................................................................................11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ketika
mendengar kata DNA, seolah kita berhadapan dengan sesuatu yang begitu abstrak
dan sangat kecil. Apalagi jika berbicara tentang isolasi DNA, sering
terpikirkan sebuah proses yang sangat rumit dengan alat-alat yang sangat
canggih.Padahal tidak selamanya isolasi DNA demikian, beberapa teknik isolasi
DNA sederhana terbukti efektif untuk mengisolasi DNA, bahkan selain prosedurnya
yang sederhana, bahan-bahan yang dipakaipun mudah didapatkan dari lingkungan
sekitar. Sangat cocok untuk praktikum pengenalan DNA pada siswa MTs/SMP juga
MA/SMA. Berikut ini pembahasan tentang isolasi DNA secara seddasan Teori............................................................... 5
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang
mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses
metabolisme dalam setiap organisme.
DNA ini
tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan
fosfat yang tergabung membentuk nukleotida. Molekul DNA ini terikat membentuk
kromosom, dan ditemukan di nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA yang
menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda
(double helix), dimana basa nitrogen dan kedua ”benang” polinukleotida saling
berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen dan antara
nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan
fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk hidup dan disebut sebagai
”cetak biru kehidupan” karena molekul ini berperan penting sebagai pembawa
informasi hereditas yang menentukan struktur protein dan proses metabolisme
lain.
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga bisa diisolasi. Zubaidah (2004)
dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melauli
tahapan-tahapan antara lain: preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak
sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai
cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil
yang berbeda, hal ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam
konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah,
maka kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil
yang berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang
berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar
air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA
yang terpretisipasi juga akan sedikit.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini
harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada
DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding
sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik maupun secara
kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus
menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian
yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah satunya adalah deterjen.
Penambahan
deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat menyebabkan
rusaknya mebran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik
deterjen dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa ”lipid
protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan
lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen,
sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia.
1.2 Tujuan Penelitian
·
Untuk
mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari
buah-buahan.
·
Mengetahui
keefektifan deterjen dan buah yang dipakai untuk melakukan percobaan isolasi
DNA
1.3 Rumusan Masalah
·
Bagaimana
metode yang benar dalam melakukan percobaan isolasi DNA?
·
Bagaimana
kefektifan buah dan deterjen yang digunakan dalam praktikum isolasi DNA
1.4 Landasan Teori
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang
mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses
metabolisme dalam setiap organisme. DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa
nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida. Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, dan ditemukan di nukleus,
mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida
rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan
kedua ”benang” polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap
melalui ikatan hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang
lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk
hidup dan disebut sebagai ”cetak biru kehidupan” karena molekul ini berperan
penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein
dan proses metabolisme lain.
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga bisa diisolasi. isolasi DNA dapat dilakukan melauli
tahapan-tahapan antara lain: preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak
sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai
cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil
yang berbeda, hal ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam
konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air yang pada
masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan
kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan
buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di
dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan
sedikit.
BAB
II
METODE
PRAKTIKUM
2.1. Waktu
dan tempat
Waktu :
Senin, 01 Oktober 2012
Pukul : 10.45 – 12.00 WIB
Tempat :
Laboratorium SMA NEGERI 1 SLIYEG
Alat
- Gelas ukur
- Plastik es
- Penyaring (tissu)
- Corong
- Spatula
- Tabung reaksi dan rak tabung
- Tabung reaksi dan rak tabung
Bahan
1. Buah (pepaya, semangka, melon, kersem, jeruk)
2. Sunlight
3. Alkohol dingin (alkohol didinginkan dengan es batu)
4. Garam dapur
1. Buah (pepaya, semangka, melon, kersem, jeruk)
2. Sunlight
3. Alkohol dingin (alkohol didinginkan dengan es batu)
4. Garam dapur
2.3. Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan tiap buah pada masing-masing plastik es untuk di
haluskan
3. Setelah buah sudah halus, saring untuk memisahkan serat
dengan estraknya
4. Butlah campuran garam dapur satu takaran spatula dengan
sunlight dua takaran spatula di dalam plastik es (buatlah 5 campuran untuk
masing-masing yang akan dicampurkan dengan ekstrak buah)
5. Satukan campuran garam dan sunlight dengan ekstrak buah
6. Takarlah untuk mengetahui seberapa banyak campuran pada
point 5 dengan menggunakan gelas ukur
7. Masukkan campuran yang telah diketahui takarannya dalam
tabung reaksi
8. Tambahkan alkohol dingin secara perlahan agar tidak
merusak DNA
9. Amati proses timbulnya DNA serta banyak sedikitnya DNA yang terbentuk
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Pengamatan
\
3.2 Tabel
Hasil Pengamatan
JENIS BUAH
|
HASIL
PENGAMATAN
|
|
BENTUK
|
WAKTU
|
|
Jeruk
|
Benang
|
cepat
|
Kersem
|
Benang
|
cepat
|
Semangka
|
Tidak
Terbentuk
|
lambat
|
Melon
|
Benang
|
sedang
|
Pepaya
|
Benang
|
sedang
|
3.3 Pembahasan
Isolasi DNA pada dasarnya dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh
dari hewan maupun tumbuhan. Upaya untuk
mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan
juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak membran-membran tersebut
sangat beraneka ragam, misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan dengan
mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik, membrane dan dinding sel
dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia. Perusakan dinding
sel dan membrane sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan cara penggerusan. DNA yang didapatkan dalam
pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa benang-benang halus.
Apabila dilihat
dari sumber DNA yang digunakan untuk pengisolasian ini, macam buah yang
digunakan menunjukkan perbedaan yang nyata. Masing-masing buah untuk sumber DNA
menghasilkan DNA yang berbentuk benang-benang halus berwarna sesuai
dengan warna asal buah tersebut. Kelima macam buah yang digunakan dalam proses pengisolasian DNA kali ini adalah
jenis buah yang memiliki kadar air yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang
ditunjukkan untuk perlakuan variasi jenis buah ini. Suatu sumber menyatakan
bahwa dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan
terlalu encer karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan
semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah
pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan
jumlah air yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah
dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental.
Membran sel
pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh
senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia yang mampu merusak membrane ataupun
dinding sel antara lain lisozim yang mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik
sehingga kekakuan sel tidak lagi dapat terjaga. Selain itu, ada pula senyawa
EDTA (etilendiamintetraasetat) yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+
yang penting untuk mempertahankan struktur selubung sel serta menghambat enzim
yang dapat merusak DNA. Dalam proses isolasi DNA, deterjen berfungsi
menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut di atas. Deterjen mengandung sodium
dodesil sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada
membran sel sehingga struktur membrane akan rusak dan melisiskan isi sel.
Pada
Pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk memekatkan DNA.
Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu
membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+
garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan
penambahan alcohol pada permukaan larutan betujuan untuk melakukan presipitasi
sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan
terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya.
3.4 Diskusi
1. Teknik isolasi DNA, merupakan suatu cara/metode untuk memisahkan DNA dari
sel, baik dari inti, mitokondria maupun kloroplas.
2. Garam: Menyebabkan protein dan karbohidrat terpresipitasi ke dalam larutan yang
kemudian tersaring pada proses penyaringan, serta berperan sebagai ”lysing
buffer”, yakni menjaga pH larutan agar tetap konstan, sehingga diharapkan tidak
terjadi denaturasi DNA.
Penghalusan : Merusak dinding sel secara mekannik sehingga DNA dapat keluar dari dalam
sel.
sabun krim : Merusak membran sel dan membran inti sehingga DNA yang diinginkan dapat
dikeluarkan dari dalam sel.
Penyaringan : Agar komponen sel selain DNA
tidang mengkontaminasi DNA yang hendak diisolasi.
Alkohol :
Mempresipitasikan asam nukleat polimerik dengan baik untuk meningkatkan
konsentrasi DNA.
3. Penghalusan disini digunakan untuk memecahkan sel-sel secara mekanik. Jika proses penghalusan dilakukan terlalu lama, dikhawatirkan tidak hanya memecahkan
sel tetapi juga akan mencabik-cabik DNA, sehingga DNAnya hancur. Sedangkan jika
terlalu sebentar, sel-sel belum seluruhnya terpacahkan.
5. Alkohol berfungsi untuk memperitifikasi DNA. Alkohol dingin akan mempercepat proses tersebut.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat diambil dari analisis data dan pembahasan di atas adalah:
DNA dapat
diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan larutan deterjen dan
alkohol serta garam untuk membantu presipitasi DNA. Perbedaan jumlah DNA yang
dihasilkan dalam proses isolasi disebabkan oleh suhu alkohol yang digunakan serta macam buah yang
dipakai sebagai sumber DNA.
DAFTAR PUSTAKA
Arhan. 2009. Laporan
Pratikum isolasi DNA. (http://endikdenibiotransmitther.blogspot.com/2009/01/praktik um-iso lasi-d na-buah.html)
0 komentar:
Posting Komentar