Program Pascal Rental Mobil

Program Pascal Rental Mobil menggunakan pengurutan selection minimum short dan pencarian menggunakan binary search.

Laporan Kegiatan Pementasan Drama

Ini adalah karya dari kelas XII IPA 1 di SMA Negeri 1 Sliyeg, Kab. Indramayu.

Pariwisata Indramayu

Sebagai wong dermayu kita kudu bangga, kudu melestarikan budayae, kudu njaga lingkungane, lan kudu memajukan, soke masyarakate sejahtera.

Cara Membuat WiFi dengan Mudah tanpa Software (hanya menggunakan cmd)

Tips dan trik cara membuat wifi mudah, praktis tanpa download ataupun instal software apapun, caranya sangat simpel tanpa perlu keahlian khusus.

Free Download Software Cisco Packet Tracer

Download Software Cisco Packet Tracer Full Version ini dengan mudah.

Kamis, 10 Oktober 2013

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut



DAHSYATNYA RASA SAKIT SAAT SAKARATUL MAUT  


1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.


"Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)














2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.


"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?" (QS An-Nisa 4:78)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
"Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62:8)






4. Kematian datang secara tiba-tiba.
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS, Al-Munafiqun, 63:11)



DAHSYATNYA RASA SAKIT SAAT SAKARATUL MAUT

 
Sabda Rasulullah SAW: “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW: “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)







Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW;

Ka’b al-Ahbar berpendapat: “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat: “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia,” kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku!”







Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kedzaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah.
Wallahu a’lam bis shawab.


SAKARATUL MAUT ORANG-ORANG DZALIM

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang dzalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.






Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)

"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)






Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang dzalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir di tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik!“ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang dzalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!


SAKARATUL MAUT ORANG-ORANG YANG BERTAQWA

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.






Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:
“Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.







That is going to be us tomorrow!

Life of a Human Being: From Nutfah to Kafan


Have you thought of death today?

Death the destroyer of all pleasures.

Have you prepared? 



Wallahu a’lam bish-shawab.





NIKMAT DUNIA HANYA SESAAT, INGATLAH HARI PERHITUNGAN AMAL DAN DOSA APA YANG TELAH KALIAN PERBUAT SELAMA DIDUNIA. KARENA KALIAN NANTI AKAN DITANYAI DIALAM KUBUR OLEH MALAIKAT
APAKAH KALIAN BANYAK MENGUMPULKAN PAHALA ATAU DOSA DI DUNIA INI ? JIKA BANYAK BERBUAT DOSA DI DUNIA MAKA AKAN DIBERIKAN SIKSA KUBUR TERLEBIH DAHULU SEBELUM DIMASUKAN KE NERAKA..

Jumat, 04 Oktober 2013

APEC: Indonesia Lebih Banyak Buntung daripada Untung

APEC: Indonesia Lebih Banyak Buntung daripada Untung

[Al-Islam edisi 674] Pertemuan APEC tahun ini diselenggarakan di Bali 1-8 Oktober. KTT APEC ini mengusung tema “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth (Asia Pasifik yang Tangguh sebagai Mesin Pertumbuhan Global)” dengan tiga prioritas: Pertama, attaining the Bogor Goals yaitu perluasan perdagangan dan investasi, serta reformasi struktural. Kedua, sustainable Growth with Equity, dengan fokus pada daya saing global UKM, inklusi finansial, ketahanan pangan dan kesehatan. Ketiga, promoting connectivity dengan fokus pada isu konektifitas fisik termasuk pengembangan dan investasi infrastruktur dan konektifitas kelautan, konektifitas institusional dan konektifitas antar orang.

Inti dari misi APEC adalah mewujudkan secara penuh liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Misi itu sudah diusung selama 24 tahun sejak dibentuk pada 1989.

Capaian Makro

Selama ikut APEC ekonomi Indonesia juga tumbuh cukup tinggi. Ketika menyampaikan RAPBN 2014 (16/8/2013) presiden SBY mengklaim sejumlah capaian ekonomi 2004-2013 (republika.co.id, 16/8/2013). Ekonomi Indonesia periode 2004-2009 rata-rata tumbuh 5,5 persen per tahun. Pada periode 2009 sd Juni 2013, ekonomi tumbuh rata-rata 5,9 persen per tahun.

PDB Indonesia meningkat dari US$ 1.177 per kapita, pada 2004, menjadi US$ 2.299 per kapita pada 2009, dan naik lagi menjadi US$ 3.592 per kapita pada 2012. Pada periode yang sama angka pengangguran terbuka turun dari 9,86 persen pada 2004 menjadi 5,92 persen pada Maret 2013. Dan berikutnya angka kemiskinan pun turun dari 16,66 persen atau 37,2 juta orang pada 2004 menjadi 11,37 persen atau 28,07 juta orang pada Maret 2013.

Data BPS, pendapatan nasional tiga tahun terakhir meningkat tajam, dari Rp 5.718,35 triliun tahun 2010, lalu Rp 6.660,23 triliun tahun 2011 dan berikutnya Rp 7.544,15 triliun tahun 2012. Pendapatan perkapita 2000-2012 naik drastis, yakni Rp 6,12 juta tahun 2000, Rp 9,16 juta tahun 2004, Rp 18,77 juta tahun 2008, Rp 23,76 juta tahun 2010 dan naik menjadi 30,52 juta tahun 2012. Artinya, tahun 2012 tiap orang penduduk berpenghasilan Rp 2,5 juta perbulan. Semua angka itu mengindikasikan rakyat Indonesia makin makmur. Benarkah?

Hanya Capaian Semu

Nyatanya, angka-angka di atas sekadar capaian makro yang lebih bersifat semu. Fakta dan data pada tataran riil justru menunjukkan negeri ini lebih banyak buntungnya.

Faktanya masih ada 28,07 juta lebih orang yang miskin, dengan kriteria pengeluaran kurang dari Rp 259.520 per orang perbulan. Bahkan data lain lebih tinggi. Menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di bawah koordinasi Wapres, jumlah orang miskin di Indonesia tahun 2012-2013 mencapai angka 96 juta jiwa. Angka ini naik signifikan dari angka 76,4 juta jiwa di tahun sebelumnya (lihat, nasional.kontan.co.id, 17/01/2013). Sementara itu jumlah keluarga miskin yang mendapat jatah raskin sebanyak 15,5 juta rumah tangga atau 62 juta orang (asumsi, satu rumah tangga terdiri dari empat orang).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati kelompok kaya. Ekonomi tumbuh disertai naiknya kesenjangan pendapatan. Hal ini bisa dilihat dari naiknya rasio gini (diukur 0-1, makin tinggi artinya kesenjangan pendapatan makin tinggi). Berdasarkan data BPS, angka rasio gini terus naik dari 0,32 tahun 2002, 0,357 tahun 2009, 0,38 tahun 2010 dan tahun 2012 naik menjadi 0,41.

Angka terakhir ini artinya, 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah hanya menikmati 16,88 persen dari total pendapatan, sementara 20 persen penduduk dengan pendapatan tertinggi justru menikmati 48,94 persen dari total pendapatan. Artinya separo dari total pendapatan nasional hanya dinikmati oleh 20 persen penduduk.

Lebih Banyak Buntung

Liberalisasi perdagangan mengharuskan tarif impor berbagai komoditas diturunkan bahkan dinolkan. Hambatan non tarif pun juga harus disingkirkan. Konsekuensinya barang dari luar pun masuk mengalir deras membanjiri pasar dalam negeri. Ini ditunjukkan oleh terus meningkatnya angka impor hingga menimbulkan defisit perdagangan. Bahkan angka defisit perdagangan tahun 2012 menjadi tertinggi sejak 1961.

Lonjakan impor itu terjadi hampir pada semua sektor, pertanian maupun industri. Menurut data Kementerian Pertanian, nilai impor pertanian pada 2004 baru sekitar USD 5 miliar, lalu menjadi USD 5,2 miliar pada 2005, lalu menjadi USD 8,6 miliar pada 2007, dan melonjak menjadi USD 20,6 miliar pada 2011. Artinya selama 2004-2011 nilai impor pertanian naik empat kali lipat.

Di sisi lain, liberalisasi mengharuskan pengurangan bahkan pencabutan berbagai subsidi bagi petani. Para petani dan produsen pertanian pun kedodoran dan kalah bersaing dengan produk pertanian dari luar yang harganya murah. Impor pertanian pun terus membengkak dan ketergantungan kepada pangan impor makin besar, seperti dalam kasus kedelai, kacang merah, jagung, daging sapi, sayuran, produk hortikultura bahkan singkong dan garam.

Dalam sektor industri, banyak industri dalam negeri yang tidak bisa bersaing dengan produk luar yang terus membanjiri pasar dalam negeri dengan harga lebih murah. Akibatnya banyak perusahaan terpaksa gulung tikar dan tutup. Menurut data BPS tentang Jumlah Perusahaan Menurut Sub Sektor 2001-2010, dari tahun 2006-2010 jumlah perusahaan makanan dan minuman turun dari 6.615 menjadi 5.579 (sebanyak 1.036 perusahaan lenyap); perusahaan tembakau turun dari 1.286 tahun 2006 menjadi 978 tahun 2010 (308 perusahaan lenyap); perusahaan tekstil turun dari 2.809 tahun 2006 menjadi 2.585 tahun 2010 (224 perusahaan lenyap); perusahaan pakaian jadi turun dari 3.256 tahun 2006 menjadi 1.968 tahun 2010 (1.288 perusahaan lenyap). Dan secara total sebanyak 6.123 bermacam perusahaan lenyap (29.468 perusahaan tahun 2006 menjadi 23.345 perusahaan tahun 2010). Lenyapnya 6.123 perusahaan, termasuk di antaranya perusahaan padat karya seperti tembakau, makanan dan minuman, tekstil, pakaian jadi, dsb, tentu mengakibatkan puluhan atau ratusan ribu bahkan jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan berikutnya keluarga mereka jutaan bahkan puluhan juta orang juga kesulitan.

Makin Dikuasai Asing

Liberalisasi investasi mengharuskan pintu investasi asing dibuka selebar-lebarnya, kepemilikan asing atas usaha di dalam negeri dan bidang usaha untuk investasi asing tidak boleh dibatasi. Dalam UU Penanaman Modal No. 25/2007, modal asing dan modal dalam negeri diperlakukan sama. UU ini memfasilitasi penguasaan lahan dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU) hingga 95 tahun. Padahal zaman Agrariches Wet-nya kolonial Belanda penggunaan tanah oleh swasta hanya dibolehkan hingga 75 tahun.

Sementara berdasarkan daftar negative investasi yakni Perpres 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal, hampir seluruh sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan, migas, keuangan dan perbankkan boleh dikuasai oleh modal asing secara mayoritas bahkan hingga 95 %.

Akibatnya, perekonomian negeri ini sebagian besar dikuasai asing. Asing menguasai sebagian besar industri migas, perbankan, manufaktur, dsb. Bahkan banyak perusahaan dalam negeri akhirnya dikuasai asing.

Sebagian besar kebutuhan hidup di negeri ini dikuasai asing. Mulai air minum dalam kemasan dari Pure Life Nestle perusahaan Swiss dan Aqua yang dikuasai Danone Perancis; kecap Cap Bango dan Teh Sariwangi dimiliki Unilever Inggris; Susu SGM milik Sari Husada 82% sahamnya dikuasai Numico Belanda; sabun Lux, Pepsodent dan aneka shampo dikuasai Unilever, Inggris. Beras impor dari Thailand dan Vietnam, gula impor dari Meksiko dan India. Motor/mobil dari perusahaan Jepang, Cina, India, Eropa atau Amerika. Segala macam peralatan elektronik, komputer, ponsel buatan perusahaan Jepang, Korea, atau Cina. Operator telepon mayoritas dikuasai asing baik Indosat, XL, Telkomsel. Belanja? Carrefour punya Perancis, Alfamart 75% sahamnya punya Carrefour; Giant dan Hero dikuasai Dairy Farm International, Circle K dari Amerika dan Lotte dari Korsel. Beberapa Bank (BCA, Danamon, BII, dan Bank Niaga) sudah milik asing meski namanya masih Indonesia. Bangun rumah pakai semen: Tiga Roda Indocement milik Heidelberg, Jerman (61,70%), Semen Gresik milik Cemex Meksiko dan Semen Cibinong milik Holcim (Swiss).

Wahai Kaum Muslimin

Jalan semua itu dibuka lebar oleh kebijakan liberalisasi ekonomi, perdagangan dan investasi yang diusung langsung oleh forum APEC. Semua anggotanya harus mengikuti dan memenuhi semua yang digariskan dalam forum APEC yang tentu lebih ditentukan oleh negara maju. Maka secara langsung APEC adalah jalan penguasaan asing atas negeri ini khususnya di bidang ekonomi. Tak terkecuali ajang APEC kali ini, disinyalir akan dilakukan penandatanganan perpanjangan kontrak Freeport. Sekaligus APEC juga menjadi pintu kontrol untuk mengarahkan kebijakan ekonomi dan kebijakan lainnya yang terkait.

Maka APEC secara langsung memberikan jalan kepada kaum kafir untuk menguasai negeri ini dan penduduknya yang mayoritasnya muslim. Ini jelas perkara yang tidak dibenarkan, sebab Allah SWT berfirman:
وَلَن يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman (TQS an-Nisa’ [4]: 141)

Maka semua itu harus segera diakhiri. Hal itu tidak bisa terwujud selama sistem kapitalisme yang melahirkan dan memelihara APEC tetap dipertahankan. Karena itu, sistem kapitalisme ini harus segera dicampakkan. Hal itu hanya akan terwujud melalui penerapan syariah Islam secara total di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []

Komentar
Pihak Gedung Putih AS memerintahkan seluruh kantor pemerintahan berhenti beroperasi setelah pihak Kongres tidak menyetujui anggaran baru hingga batas waktu yang ditentukan. Ini karena pihak legislatif tidak menyetujui anggaran baru, yang isinya antara lain menaikkan batas utang pemerintah sehingga bisa menjalankan negara. Saat ini, kas pemerintah AS menipis karena tidak diperbolehkan menambah utang, untuk menjalankan sejumlah program baru Presiden Barack Obama. (finance.cetik.com, 1/10)
  1. Solusinya bisa diduga: Kongres setuju menaikkan plafon utang. Itu artinya pencetakan dolar baru, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh dunia karena terkait melalui dolar.
  2. Bukti bahwa Amerika yang dianggap perekonomian terkuat di dunia, ternyata sangat rapuh. Sekaligus bukti betapa bobroknya sistem kapitalisme yang dianut Amerika, karenanya tidak layak dicontoh dan harus segera dicampakkan.
  3. Saatnya umat segera kembali kepada penerapan syariah secara total di bawah sistem Khilafah Rasyidah.

Refleksi Awal Tahun 2013: Optimisme Penerapan Syariah dan Tegaknya Khilafah

Refleksi Awal Tahun 2013: Optimisme Penerapan Syariah dan Tegaknya Khilafah

[Al Islam 638] Tahun 2012 telah berlalu. Berbagai peristiwa dan kejadian terjadi terhadap umat selama tahun 2012. Semuanya menunjukkan bahwa masalah multikompleks masih terus mendera umat.

Kapitalisme Pangkal Bencana

Setidaknya ada 10 topik penting yang mencerminkan itu. Pertama, kekayaan alam masih dikuasai dan dijarah asing. Kedua, korupsi masih merajalela dan tidak berhenti, bahkan semakin meluas dan menggurita. Ketiga, persoalan perburuhan yang tidak kunjung selesai. Semuaya berujung pada pengaturan perburuhan ala kapitalisme termasuk tidak adanya jaminan pemenuhan kebutuhan pokok dan pemenuhan kebutuhan dasar (pendidikan, kesehatan, dan keamanan) oleh negara. Keempat, potret hukum dan penegakan keadilan di negeri ini masih terus saja buram. Disamping hukum yang amburadul, para penegaknya banyak yang bengkok. Kelima, proses legislasi yang masih saja mengusung liberalisasi, sarat kepentingan kapitalisme dan merugikan kepentingan rakyat. Keenam, konflik horizontal semakin meluas yang mencerminkan kegagalan konsep Bhineka Tunggal Ika sebagai perekat masyarakat. Ketujuh, meningkatnya kenakalan bahkan kriminalitas remaja sebagai cerminan kegagalan sistem pendidikan nasional. Kedelapan, penanganan isu terorisme dan deradikalisasi masih terus mengikuti pola yang didektekan oleh barat (Amerika) dan terus menjadikan Islam dan umat sebagai target. Kesembilan, penghinaan dan pelecehan terhadap Nabi saw terjadi berulang-ulang. Kesepuluh, dunia Islam khususnya kawasan Arab mengalami pergolakan.

Revolusi yang dinamakan Musim Semi Arab (Arab’s spring) terjadi di seluruh kawasan Arab, meski dengan tingkat yang berbeda-beda. Namun semuanya memberi pesan yang sama, bahwa umat telah muak dengan sistem dan rezim serta para penguasa mereka yang selama ini telah menindasnya dan setia melayani kepentingan tuan-tuan barat mereka yang sejatinya adalah penjajah. Sebagian besar revolusi telah mereda dan berhasil ”dibelokkan dan dibajak” oleh barat, kecuali revolusi Suria. Revolusi Suria terus berlangsung dengan sifat Islaminya dimana tuntutan penerapan syaraiah dan penegakan al-Khilafah mewarnai jalannya revolusi Suria itu.

Syariah dan Khilafah Solusinya

Menilik berbagai persoalan yang timbul di sepanjang tahun 2012 sebagaimana diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, Setiap penerapan sistem sekuler, yakni sistem yang tidak bersumber dari Allah SWT, Sang Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta yang Maha Tahu, pasti akan menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi umat manusia di berbagai bidang kehidupan.

Dikuasainya sumber daya dan kekayaan alam negeri ini oleh kekuatan asing, kelamnya persoalan perburuhan, maraknya korupsi di seluruh sendi di seantero negeri, konflik horizontal yang tiada henti, kenakalan dan kriminalitas di kalangan remaja yang tumbuh di mana-mana, adalah bukti nyata dari kerusakan dan kerugian itu. Ditambah dengan kezaliman yang diderita umat di berbagai negara, penghinaan terhadap Nabi yang terus terjadi serta sulitnya perubahan ke arah Islam, karena dihambat oleh negara Barat yang tidak mau kehilangan kendali kontrol atas wilayah-wilayah di Dunia Islam. Semua itu pada akhirnya mendatangkan kesempitan dalam kehidupan umat manusia, bukan hanya umat Islam. Dan semua kesempitan itu pada dasarnya akibat ditinggalkannya petunjuk dari Allah SWT dalam pengelolaan berbagai interaksi dan urusan di masyarakat. Itulah yang jauh-jauh hari sesungguhnya telah diperingatkan oleh Allah SWT kepada kita semua. Allah SWT berfirman kepada kita semua:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى *وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا 

Dan jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (TQS Thaha [20]: 123-124)

Imam Ibn Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya: “Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, yakni menyalahi perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada rasul-Ku, ia berpaling darinya dan berpura-pura melupakannya dan mengambil dari selainnya sebagai petunjuknya; “maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” yakni di dunia.” (Imam Ibn Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm).

Semestinya semua itu menyadarkan kita untuk segera meninggalkan segala bentuk sistem dan ideologi kufur, terutama kapitalisme yang nyata-nyata sangat merusak dan merugikan umat manusia. Juga mendorong kita untuk bersegera kembali kepada jalan yang benar, yakni jalan yang diridhai Allah SWT.

Kedua, Demokrasi yang dalam teorinya adalah sistem yang memberikan ruang kepada kehendak rakyat, tapi dalam kenyataannya negara-negara Barat tidak pernah membiarkan rakyat di negeri-negeri Muslim membawa negaranya ke arah Islam. Mereka selalu berusaha agar sistem yang diterapkan tetaplah sistem sekuler, meski dibolehkan dengan selubung Islam; serta penguasanya tetaplah siapa yang mau kompromi dengan kepentingan Barat.

Itulah yang terjadi saat ini di negeri ini, sebagaimana tampak dari proses legislasi di parlemen dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah, khususnya di bidang ekonomi dan politik, seperti terlihat dalam program war on terrorism yang sangat pro terhadap kepentingan Barat. Cengkeraman Barat juga tampak di negeri-negeri muslim yang tengah bergolak seperti di Suriah, begitu juga di Mesir dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah. Bahkan Palestina yang telah diakui sebagai sebuah entitias politik, sejatinya hanya sebuah negara di atas kertas, yang secara riil belum menjadi sebuah negara dalam arti yang sesungguhnya.

Kenyataan ini semestinya juga memberikan peringatan umat Islam untuk tidak mudah terkooptasi oleh kepentingan negara penjajah. Juga peringatan kepada penguasa di manapun untuk menjalankan kekuasaannya dengan benar, penuh amanah demi tegaknya kebenaran Islam, bukan demi nafsu serakah kekuasaan dan kesetiaan pada negara penjajah. Pembuatan peraturan perundang-undangan yang bakal membungkam aspirasi rakyat, seperti RUU Kamnas dan peraturan perundangan serupa di negeri ini, mungkin sesaat akan berjalan efektif, tapi cepat atau lambat itu semua justru akan memukul balik penguasa itu sendiri.

Ketiga, Karena itu, bila kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan yang tengah membelit negeri ini seperti sebagiannya telah diuraikan di atas, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariah Islam dan pemimpin yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu. Di sinilah esensi seruan ”Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah” yang gencar diserukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Karena hanya dengan sistem berdasar syariah yang dipimpin oleh seorang Khalifah, Indonesia dan juga dunia, benar-benar bisa menjadi baik. Dengan sistem ini pula terdapat nilai transedental kesadaran akan hubungan dengan Allah SWT dalam setiap aktifitas sehari-hari yang akan membentengi setiap orang agar bekerja ikhlas, tidak terkontaminasi oleh kepentingan pribadi, golongan maupun asing. Memiliki paradigma yang jelas bahwa memimpin adalah amanah dari Allah dan syariah adalah jalan satu-satunya untuk memberikan kebaikan dan kerahmatan Islam bagi seluruh alam semesta, sehingga kezaliman dan penjajahan bisa dihapuskan di muka bumi.

Optimisme Menyongsong Era Islam

Kita tentu wajib optimis, Khilafah akan kembali tegak di Dunia Islam, termasuk di Indonesia. Alasannya: Pertama, perjuangan menerapkan syariah dan menegakkan Khilafah adalah perjuangan yang didasarkan pada keimanan (akidah Islam) dan kewajiban menjalankan seluruh syariah Islam untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Mustahil Allah SWT mewajibkan penerapan syariah Islam dan penegakan Khilafah, kalau itu tidak mungkin dilaksanakan oleh kita, sehingga penerapan syariah dan penegakan al-Khilafah tidak lah utopis.

Kedua, tegaknya syariah dan khilafah merupakan janji Allah SWT (Lihat: QS an-Nur [24]: 55), dan Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Rasul saw juga telah mengabarkan akan kembalinya al-Khilafah ar-Rasyidah kedua setelah era penguasa diktator. Rasul bersabda: … kemudian akan ada khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. (HR Ahmad dan ath-Thayalisi).

Ketiga, ada kelompok yang ikhlas berjuang karena Allah semata, yang beriman pada janji Allah dan membenarkan berita gembira Rasulullah saw serta berjuang siang-malam, tanpa gentar karena Allah terhadap celaan orang yang suka mencela kebenaran. Dalam hal ini, Hizbut Tahrir merupakan kelompok yang dengan serius dan bersungguh-sungguh memperjuangkan kembalinya Khilafah Islam itu.

Keempat, kesadaran umat untuk berjuang bersama-sama menegakkan Khilafah makin menguat dari hari ke hari. Semua ini merupakan hasil dari dakwah yang tak kenal lelah, bukan hasil dari berdiam diri.

Syariah Islam pasti akan diterapkan kembali dan al-Khilafah juga pasti akan tegak kembali. Itu adalah kemenangan yang besar dan kemuliaan yang agung. Namun, yang terpenting hendaknya kita semua tidak diam menunggu hal yang pasti itu, melainkan kita semua turut berpartisipasi dengan segenap potensi dan sumber daya yang kita miliki untuk mewujudkannya, sehingga kita layak mendapat kemuliaan di dunia dan pahala besar, serta keridhaan Allah SWT di akhirat.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ …

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (TQS al-Anfal [8]: 24).
Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []


Komentar:
Menurut Samsudin Haris profesor riset LIPI, Parpol tidak lagi menjadi pilar demokrasi, tetapi berubah menjadi pilar korupsi. Mendekati Pemilihan Umum 2014, skala korupsi diperkirakan semakin meningkat karena parpol membutuhkan biaya kampanye (Kompas, 30/12/12).
  1. Dalam sistem demokrasi bagi parpol kemungkinan hanya dua: menjadi pilar korupsi atau bersekongkol dengan para cukong pemilik modal yang menanamkan investasi dengan “menyumbang” biaya politik
  2. Selama sistem politik demokrasi masih diadopsi dan diterapkan, hal itu tidak akan berubah.
  3. Politik dan politisi yang bersih dan peduli kepentingan rakyat hanya bisa diwujudkan dengan sistem politik Islam dan tentu dalam bingkai sistem al-Khilafah ar-Rasyidah.

Kontes Miss World, Wajib ditolak!

Kontes Miss World, Wajib ditolak!

[Al-Islam 670] Pemerintah bersikeras menjamin pelaksanaan Miss World 2013. Kontes kecantikan ini akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada 4-15 September, dan puncak acaranya direncanakan digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor pada 28 September 2013.

Menyusul penentangan dari banyak elemen umat, pihak panitia berjanji akan menyesuaikan kontes kecantikan itu dengan budaya Indonesia. Konon, sesi penilaian menggunakan baju renang (bikini) ditiadakan. Panitia pun telah menganggap acaranya lebih “sopan” dan layak untuk diselenggarakan di negeri muslim ini.

Padahal sejatinya, apapun alasan dan bagaimanapun penyelenggaraannya, Miss World tetaplah kontes kecantikan yang menyalahi Islam. Bahkan dilihat dari berbagai sisi, ajang pamer aurat ini sesungguhnya telah menyerang Islam.

Miss World: Kemaksiatan dan Menyerang Islam

Islam telah menempatkan perempuan sebagai kehormatan yang harus dijaga, tidak boleh dieksploitasi apalagi direndahkan martabatnya. Islam menjaga perempuan dengan berbagai aturan, seperti pakaian yang syar’i (QS. Al-Ahzâb [33] : 59) dan melarangnya bertabarruj (QS. An-Nûr [24]: 60). Islam juga menjaga kehormatannya dengan perintah kepada laki-laki agar menundukkan pandangannya terhadap perempuan (QS an-Nûr [24] : 30-31).

Kontes Miss World nyata-nyata bertentangan dengan semua itu. Bahkan kontes Miss World mempropagandakan dan menyerukan kemaksiatan dan hal-hal yang berlawanan dengan penghormatan dan pemuliaan Islam terhadap perempuan. Jadi persoalan Miss World bukan sekadar bikini yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Kontes Miss World itu hakikatnya juga merupakan serangan terhadap Islam dan misi Islam terhadap perempuan.

Miss World: Eksploitasi Tubuh dan Kecantikan Perempuan

Kontes Miss World itu meski di dalamnya bikini diubah dengan pakaian lain, bahkan meski dengan dalih pemberdayaan dan penggalian potensi diri, hakikatnya hanyalah kontes kecantikan mencari perempuan “tercantik” untuk kemudian dieksploitasi. Apalagi sejarah awalnya dibuat untuk mencari model pakaian renang alias bikini. Tahun 50-an, dinamai Bikini Contest.

Nyatalah, Miss World hanyalah kontes kecantikan yang menjadikan perempuan, tubuh dan kecantikannya sebagai “barang dagangan” di atas panggung, catwalk, majalah, koran, dan televisi. Ia juga menjadi alat promosi bagi industri komestik, fashion, dan media. Kontes kecantikan hanyalah stempel bagi legalisasi eksploitasi tubuh perempuan agar tampak elegan. Kontes Miss World itu sarat dengan eksploitasi tubuh dan kecantikan perempuan sekaligus merendahkan martabat perempuan.
Syariah Islam tegas mengharamkan eksploitasi perempuan seperti itu. Rafi’ bin Rifa’ah menuturkan:

نَهَانَا رَسُوْلُ اللَّهِ r عَنْ كَسْبِ الأَمَةِ إِلاَّ مَا عَمِلَتْ بِيَدِهَا. وَقَالَ هَكَذَا بِأَصَابِعِهِ نَحْوَ الْخَبْزِ وَالْغَزْلِ وَالنَّفْشِ

Rasulullah SAW telah melarang kami dari pekerjaan seorang pelayan perempuan, kecuali yang dikerjakan dengan kedua tangannya. Beliau bersabda: “begini” dengan jari jemari Beliau seperti membuat roti, memintal dan menenun”. (HR Ahmad, Abu Dawud, al-Hakim dan al-Baihaqi).

Rasulullah SAW juga bersabda :
« صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا »
“Dua golongan di antara penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang berlenggak lenggok, rambut mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aromanya surga. Dan sesungguhnya aroma surga itu bisa tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian(HR Muslim dari Abu Hurairah).

Miss World: Pembodohan Umat.

Klaim penilaian 3B: Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (kepribadian) hakikatnya adalah pembodohan umat. Kalaupun IQ-nya tinggi, kalau tidak cantik tetap tidak bisa ikut kontes. Meski sangat santun dan berkepribadian baik dan luhur, jika tidak cantik tetap tidak akan menang. Jadi yang sejatinya dinilai hanyalah satu saja, yakni kecantikan. Maka 3B itu tidak lain adalah beauty, beauty and beauty.

Kontes Miss World itu menanamkan mitos kecantikan ala kapitalisme: tubuh yang tinggi, ramping, berkulit putih, berambut pirang dan sensual. Itu semua adalah upaya pembodohan umat dan bertentangan dengan Islam.

Islam mengajarkan konsep dan pemikiran yang benar tentang hakikat perempuan dan nilai serta standar kemuliaannya. Kehormatan dan kemuliaan perempuan dalam Islam tidak diukur dengan ukuran fisik dan kecantikannya, akan tetapi dengan ketakwaannya. Allah SWT berfirman:
… إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ…
“…Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu…” (TQS. Al-Hujurat [49]:13).

Miss World: Proyek Liberalisasi Budaya

Sebagai negeri muslim terbesar, Indonesia memiliki posisi penting di dunia Islam. Negeri ini menjadi ‘kiblat’ bagi dunia Islam. Apa yang berlangsung di negeri ini akan berpengaruh terhadap persepsi negeri muslim lainnya.

Posisi Indonesia sangat strategis untuk dijadikan barometer penerimaan kontes Miss World di dunia Islam. Penerimaan Indonesia atas Miss World akan meneguhkan opini bahwa Islam tidak mempermasalahkan kontes kecantikan. Hal ini akan menjadi model bagi negeri-negeri muslim lain agar lebih toleran dan terbuka terhadap kebebasan perempuan. Indonesia akan menjadi kiblat liberalisme budaya! Baru disoundingkan diadakan di Indonesia sudah menaikkan jumlah peserta menjadi 130 peserta, sedangkan pada pelaksanaan tahun lalu hanya 116 peserta. Brunei yang tidak pernah ikut, tahun ini mendaftar ikut.

Jadi, kontes Miss World ini adalah proyek liberalisasi budaya di negeri ini dan di seluruh negeri muslim. Alangkah menyedihkan jika negeri ini justru menjadi contoh buruk bagi dunia Islam.

Miss World: Melanggengkan Kapitalisme dan Memuaskan Kerakusan Kapitalis

Penyelenggaraan kontes Miss World, juga sangat kental dengan motiv ekonomi. Penduduk Indonesia sebanyak 235 juta adalah pasar menggiurkan. Ajang Miss World penting untuk mempromosikan dan memasarkan produk kosmetik, fashion dan media.

MNC sebagai penyelenggara akan mendapat untung besar dari penjualan hak siar malam final Miss World, para pemasang iklan, sponsor dan mungkin saja bagian keuntungan dari Miss World Organization. Julia Morley sebagai Chairwoman of Miss World Organization, mampu meraup untung hingga melampaui US$ 450 juta.

Diperkirakan belanja kosmetik nasional tahun 2011 mencapai Rp 10,4 triliun, tumbuh 17% dari Rp 8,9 triliun di 2010. Sementara belanja fashion nasional diperkirakan mencapai Rp 10 triliun per tahun. Belum secara global, tentu nilainya sangat-sangat besar. Kontes Miss World penting sebagai ajang promosi di samping secara umum mempromosikan “mitos kecantikan” tentu penting bagi pemasaran produk industri kosmetik dan fesyen.

Nyatalah, yang untung besar dari kontes Miss World adalah para kapitalis. Kontes Miss World ini penting artinya untuk memuaskan kerakusan para kapitalis di samping untuk melanggengkan kapitalisme.

Dalih peningkatan pariwisata, itu hanyalah alasan dibuat-buat. Pun pada akhirnya bermuara pada pengokohan kapitalisme di Indonesia. Alasan itu menunjukkan ketidakmampuan mengelola negara dengan kaidah yang benar dan bersendikan moralitas dan nilai-nilai luhur. Belum lagi, ada banyak cara yang belum dilakukan untuk menambah pendapatan negara.

Adapun alasan menaikkan citra bangsa di dunia internasional, jelas konyol. Meningkatkan citra bangsa mestinya diraih dengan kepioniran dalam kepemimpinan, pemikiran dan teknologi yang memberikan manfaat, kebaikan dan rahmat bagi dunia; bukan melalui simpati para turis dan korporasi kecantikan apalagi ajang mengumbar kepornoan yang justru akan memurukkan citra negeri muslim terbesar ini.

Miss World: Membawa Negara Tunduk pada Kepentingan Korporasi Asing

Penolakan terhadap ajang Miss World telah disampaikan oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Bila dengan berbagai penolakan yang ada pemerintah tetap mengijinkan kontes Miss World, berarti menegaskan pemerintah tak peduli dan gagal menjaga moralitas bangsa. Negara lebih memenangkan kepentingan industri kosmetik, fashion dan media yang mengambil untung dari kepornoan. Di samping menegaskan, pemerintah justru lebih memilih untuk mengokohkan gaya hidup barat liberal yang jauh dari nilai-nilai luhur bangsa yang mayoritasnya beragama Islam ini.

Survey Pew Research para Mei 2013 menyimpulkan bahwa 72% penduduk Indonesia menginginkan penerapan syariah dan menolak gaya hidup liberal Barat. Semestinya negara menciptakan suasana kondusif dan mendidik yang mengarah pada terwujudnya keinginan masyarakat untuk menerapkan Islam. Bukan malah membiarkan penyelenggaraan kontes porno yang akan menjadi penghinaan, menutupi bahkan mengalihkan aspirasi umat Islam.

Wahai Kaum Muslim 

Karena semua itu, kontes Miss World harus ditolak. Di samping merupakan proyek liberalisasai budaya, melanggengkan kapitalisme, memuaskan kerakusan kapitalis, ajang Miss World juga sarat dengan eksploitasi tubuh dan kecantikan perempuan serta merendahkan harkat dan martabat perempuan.

Kemuliaan perempuan dan umat manusia hanya bisa terwujud dengan Islam dan penerapan syariah Islam secara total di bawah naungan sistem Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. Untuk itu, umat harus segera berjuang bahu membahu mewujudkannya. Wallâh a’lam bi ash-shawâb.

Komentar:
Kenaikan harga bahan makanan masih memberikan andil besar atas tingginya inflasi pada Agustus 2013. Pemerintah diminta bekerja keras menangani fluktuasi harga pangan yang berdampak besar terhadap rakyat miskin. (Republika, 3/9/2013).
  1. Itu adalah masalah yang terus berulang. Yang untung besar adalah para kapitalis yang menguasai distribusi dan pemasaran produk pangan. Bukti gagalnya pemerintah memelihara kepentingan rakyat banyak
  2. Pangkal masalahnya adalah kebijakan ekonomi kapitalisme liberal yang diambil dan diadopsi oleh pemerintah.
  3. Kestabilan ekonomi, harga pangan dan kemandirian pangan akan bisa diwujudkan dengan menerapkan syariah Islam di bawah sistem Khilafah Rasyidah. Saatnya segera diperjuangkan dan diwujudkan.

“Khilafah, Perisai Umat dan Penjaga Martabat Perempuan (Tolak Miss World, Ajang Eksploitasi Perempuan dan Liberalisasi Budaya)”

“Khilafah, Perisai Umat dan Penjaga Martabat Perempuan (Tolak Miss World, Ajang Eksploitasi Perempuan dan Liberalisasi Budaya)”

HTI Press. Muslimah Hizbut Tahrir wilayah DPD II Depok menyelenggarakan acara Liqo Syawal Tokoh  pada tanggal 31 Agustus 2013. Acara tersebut dilaksanakan di Rumah makan Bu Tjondro, Depok.  Acara yang bertema, ‘’Khilafah, Perisai Umat dan Penjaga Martabat Perempuan (Tolak Miss World, Ajang Eksploitasi Perempuan dan Liberalisasi Budaya)menghadirkan Ustadzah Rizki Damayanti dari MHTI dan  dihadiri oleh lebih dari 50 tokoh dari berbagai elemen seperti mubalighah, pengurus PKK, caleg, guru, dan pegawai instansi pemerintah.

Dalam acara tersebut salah seorang peserta Liqo Syawal, ibu Ade Irfa yang ternyata pernah menjadi salah satu panitia puteri Indonesia daerah Yogyakarta  menyampaikan sikapnya yang telah menyadari bahwa ajang kontes-kontes semacam itu tidak lebih merupakan  kontes pencarian perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi demi mendongkrak pendapatan industri fashion, kosmetik dan rating media. Karena kriteria penilaian berupa konsep Beauty with Purpose, juga 3B (Beauty, Brain and Behaviour) hanyalah kedok bagi legalisasi eksploitasi tubuh perempuan.

Para peserta sangat antusias ketika mendengarkan paparan yang diberikan oleh narasumber dan menyatakan ketidaksetujuannya atas diselenggarakannya Miss World yang akan dilaksanakan di Bali. Dan mereka pun bersedia untuk  turut serta bersama Hizbut Tahrir untuk melakukan aksi penolakan terhadap acara tersebut.

Sama-sama Muslim

SAMA - SAMA MUSLIM

Perhelatan Miss World sudah berlalu. Meski mendapat protes keras dari banyak kalangan, kontes kecantikan wanita sedunia itu tetap saja diselenggarakan di Indonesia. Hanya tempatnya saja yang berubah. Semula panitia hendak menyelenggarakan puncak acara penganugerahan Miss World itu di Sentul,  Bogor. Namun, setelah melihat kencangnya reaksi penolakan, akhirnya Pemerintah memutuskan semua rangkaian kegiatan kontes hanya boleh diadakan di Pulau Bali.

Di balik kontroversi penyelenggaraan kontes kecantikan tertua di dunia itu, ada hal menarik. Yang berhadap-hadapan langsung baik dari pihak yang pro maupun yang kontra ternyata semua sama-sama Muslim. Di pihak yang kontra jelas semua adalah Muslim. Lebih 60 ormas atau kelompok Islam—di antaranya MUI, NU, Muhammadiyah, HTI, FPI, DDII dan lainnya; termasuk ormas perempuan seperti MHTI, Aisyiah, Muslimat NU dan lainnya—yang tegas menolak. Sebaliknya, dari kalangan yang bersetuju, seperti GP Ansor, PMII dan lainnya juga dari kalangan Muslim. Bahkan panitia inti dari Grup MNC ternyata semua juga adalah Muslim. Di sana ada M. Budi Rustanto (Direktor Global Mediacom MNC Media), Adjie S. Soeratmadjie (Head Corporate Secretary RCTI), Sukuri Al-Faruq (Pimpinan Redaksi Koran Sindo), Budi Santosa (Pimpinan Redaksi Okezone.com) dan Gaib (Pimpinan Redaksi Sindo Trijaya). Ketika delegasi DPP HTI melakukan audiensi ke kantor Kemenkokesra, juga diterima oleh Deputi VI dan para pejabat  yang semua Muslim. Kemudian ketika audiensi ke Mabes Polri, delegasi DPP HTI juga diterima oleh Kabaharkam (Kepala Badan Pemelihara Keamanan) Komjen Badrodin Haiti dan stafnya, jenderal bintang dua dan satu, yang juga Muslim.

Meski sama-sama Muslim, cara pandang mereka mengenai Miss World sangatlah berbeda. Intinya, ya itu tadi, satu mendukung, satunya lagi menolak. Pihak yang mendukung rata-rata menggunakan argumen bahwa ajang itu bisa mengharumkan nama Indonesia, memperkenalkan budaya bangsa dan meningkatkan pariwisata. Pihak yang menolak dengan tegas menyatakan bahwa ajang itu adalah sebuah kemungkaran atau kemaksiatan karena jelas-jelas menempatkan perempuan, yang semestinya dilindungi dan dihormati, sekadar sebagai obyek eksploitasi bagi kepentingan bisnis. Alasan pariwisata dan budaya adalah omong-kosong belaka.

Mungkin saja ajang ini membuat Indonesia lebih terkenal, juga membuat orang dari berbagai negara menjadi lebih tahu tentang keindahan alam dan budaya Indonesia. Namun, itu tidak otomatis membuat mereka lantas berkunjung ke Indonesia.  Mengapa?

Menurut World Economic Forum, ada 4 faktor yang menentukan Indeks Daya Saing Wisata (Tour and Tourism Competitiveness Index), yakni iklim usaha, regulasi, infrastruktur dan SDM. Nah, pada empat faktor itu semua, posisi Indonesia  memang jeblok di bawah urutan 80 dari seluruh negara di Dunia. Coba,  apa relevansi penyelenggaraan ajang Miss World dengan usaha peningkatan 4 faktor tadi? Tidak ada. Pantaslah bila jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia jauh di bawah Singapura, Thailand, apalagi Malaysia yang sekitar 27 juta tiap tahun. Indonesia sendiri hanya dikunjungi oleh kurang dari 9 juta wisatawan tiap tahun.

Jadi, mengusahakan peningkatan kunjungan wisatawan melalui penyelenggaraan acara-acara seperti Miss World dan yang sejenisnya jelas sekali menumpulkan akal sehat, dan sama sekali bukanlah usaha kreatif meski acara ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kenyataan bahwa yang berhadap-hadapan secara langsung baik dari pihak yang menentang maupun yang mendukung itu sama-sama Muslim tentu sangat menyedihkan. Pasalnya, tokoh utama di belakang Miss World, yakni Chairwomen Miss World Organization, Julia Morley, adalah orang kafir. Begitu juga pemegang lisensi penyelenggaraan Miss World 2013 atau Chairwomen Miss World Indonesia, Liliana Tanoesoedibjo, juga adalah non-Muslim. Tampak sekali di sini, sesama Muslim terpaksa beradu urat akibat adanya pihak yang rela bekerja demi kepentingan orang kafir yang memang telah menggunakan orang-orang Islam untuk membentengi kepentingan mereka.

++++

Sesungguhnya bukan hanya dalam kasus Miss World saja sesama Muslim harus berhadap-hadapan. Di banyak sekali kasus—baik dalam hal menyerukan kebaikan seperti kewajiban berjilbab, kewajiban memungut zakat secara paksa, kewajiban membela Muslim tertindas dengan mengirim pasukan jihad dan lainnya; maupun dalam dalam hal mencegah kemungkaran seperti dalam masalah riba, penutupan kompleks pelacuran atau penutupan pabrik minuman keras, penolakan terhadap kehadiran kepala negara kafir imperialis; juga dalam proses legislasi  berbagai peraturan perundang-undangan di gedung parlemen dan lainnya—hampir  selalu sesama Muslim saling berhadap-hadapan, karena pasti selalu ada yang mendukung dan ada yang menentang. Mengapa hal ini selalu terjadi?

Tak sulit untuk menjawab pertanyaan ini. Inilah masa kemunduran Islam yang luar biasa. Sebagian (besar) umat Islam, meski Muslim, tak menjadikan aqidah Islam sebagai landasan dalam berpikir dan bersikap. Miss World diperlukan untuk mengenalkan budaya dan mendorong peningkatan pariwisata, riba atau bunga bank diperlukan untuk menutupi opportunity cost, pelacuran dan pabrik minuman keras  tetap diperlukan untuk menyerap tenaga kerja, kepala negara imperialis yang telah banyak menghancurkan negeri Islam dan membunuhi warganya harus tetap diterima dengan segala hormat karena ia adalah tamu yang akan memberikan kemaslahatan buat negeri ini, dll jelas bukan argumen yang tumbuh dari akidah Islam. Demikian pula bahwa zakat, jilbab, shalat, puasa dan kewajiban agama lain tidak boleh dipaksakan meski kepada orang Islam karena bakal melanggar HAM. Ini pun  jelas bukan argumen yang tumbuh dari akidah Islam.

Ketika satu pihak mendasarkan argumennya pada ajaran Islam, sedangkan pihak lain—meski sama-sama Muslim—mendasarkan pada selain Islam, pastilah akan berhadap-hadapan. Jangan lagi mendasarkan pada selain Islam, dengan dasar Islam pun kadang kita masih tetap mungkin berhadap-hadapan karena perbedaan-perbedaan pemahaman dan penafsiran. Apalagi tidak berdasar pada Islam. Oleh karena itu, sekali lagi, kenyataan di atas sesungguhnya wajar belaka. Wajar pula ketika begitu sulitnya meyakinkan para birokrat di negeri Muslim ini untuk bertindak sesuai dengan ajaran Islam.

Ketika delegasi DPP HTI menyerukan kepada para pejabat tinggi di Mabes Polri untuk menghentikan Miss World karena perhelatan itu adalah sebuah kemungkaran, bertentangan dengan nilai-nilai Islam, bertentangan dengan kehendak untuk menjaga harkat dan martabat perempuan dan sebagainya, dijawab bahwa, “Kami tidak membantah argumen itu karena semua itu benar. Namun, kami tidak bisa melarang acara (Miss World) karena tidak ada aturan yang dilanggar. Lagi pula semua pihak telah memberikan rekomendasi untuk acara tersebut.”

Artinya, meski argumen (islami) itu benar, ia tidaklah bisa dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Alasannya, kata pejabat itu, “Ini negara Pancasila, bukan Negara Islam”.

++++

Dari sini tampak bahwa usaha perbaikan (islahi) dari sebuah masyarakat yang tumbuh tidak berdasar pada akidah Islam memang tidak mudah—kalau tidak boleh disebut mustahil—karena memang dasar yang digunakan bukanlah Islam. Karena itu, usaha yang bersifat  mengubah (taghyiri) masyarakat yang berdasar pada paham sekularisme (memisahkan urusan agama yang dianggap semata sebagai urusan individu dengan urusan pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara) menjadi masyarakat yang berdasar pada Islam haruslah diutamakan. Tanpa ini, kita akan terus mengalami ironi. Ini negeri Muslim. Penduduk mayoritasnya Muslim. Para pejabatnya kebanyakan Muslim.

Namun, sulit sekali menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dengan cara Islam karena Islam hanya dijadikan sebagai agama individual, bukan agama komunal, dalam arti tidak dijadikan sebagai dasar pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena itu, setelah Miss World ini sangat boleh jadi akan banyak miss-miss yang lain melengkapi sekian banyak kemungkaran yang terus merajalela di negeri yang diakui merdeka atas berkat rahmat Allah ini.
 Na’udzubilLahi min dzalik! []

HTI: Miss World Penjajahan Kapitalis Terhadap Negara Muslim

HTI: Miss World Penjajahan Kapitalis Terhadap Negara Muslim

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rahmat S Labib mengatakan, kontes Miss World atau Ratu Dunia merupakan bagian dari penjajahan negara kapitalis terhadap negara-negara Muslim.

“Penjajahan itu ada dua metode. Untuk negara-negara yang beradab dan budayanya kuat seperti negara Muslim penjajahan melalui kebudayaan salah satunya lewat kontes Miss World,” kata Rahmat di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Rahmat pada Halqah Islam dan Peradaban tentang “Tolak Miss World Haruskah?” yang digelar HTI.

Kontes Miss World 2013 akan digelar di Indonesia, saat ini sejumlah peserta kontes kecantikan internasional itu sudah berada di Bali. Puncak acara tersebut akan diselenggarakan di Sentul Bogor pada 28 September mendatang.

Namun sejumlah ormas Islam menolak pelaksanaan kontes Miss World yang dinilai sebagai bentuk penghinaan dan eksploitasi terhadap perempuan terutama dengan adanya sesi penggunaan bikini meski penyelenggara memastikan tidak akan terjadi di Indonesia.

“Persoalannya sudah jelas, kontes kecantikan diharamkan. Membandingkan ciptaan Allah SWT sama dengan melecehkan penciptanya sendiri,” tambah Rahmat.

Rahmat juga menegaskan, meski penyelenggaraan kontes Miss World di Indonesia tidak ada sesi penggunaan bikini, pihaknya tetap menolak kontes tersebut karena tetap hanya sebagai ajang yang lebih banyak mudharat dari pada manfaatnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kemaksiatan seperti dalam ajang kontes kecantikan itu tidak boleh didiamkan sebab jika didiamkan saja akan mengundang azab Allah SWT.

Sementara itu Direktur MNC Group Budi Rustanto mengatakan menerima masukan dari ormas-ormas Islam tersebut.

“Kita akan mencoba, bagaimanapun izin sudah didapat, kita insyaallah akan mencoba tidak terjadi sesuatu. Kami menerima masukan-masukan dan akan menyalurkan aspirasi ini,” kata Budi. (republika.co.id, 4/9/2013)

Tolak Miss World 2013, Muslimah HTI: Kedok Eksploitasi Perempuan

Tolak Miss World 2013, Muslimah HTI: Kedok Eksploitasi Perempuan


Liputan6.com, Jakarta : Rencana penyelenggaraan Miss World 2013 yang digelar di Indonesia ternyata menuai penolakan dari kalangan publik. Salah satunya adalah dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)‪, yang menolak keras ajang Miss World 2013.

Mereka menilai agenda internasional tahunan itu sebagai ajang kapitalisasi terhadap tubuh perempuan sekaligus penghinaan terhadap umat Islam.

“Kriteria penilaian berupa konsep Beauty with Purpose, juga 3B (Beauty, Brain and Behaviour) hanyalah kedok dan stempel bagi legalisasi eksploitasi tubuh perempuan. Terlebih lagi Miss World adalah kontes tertua yang telah mengilhami lahirnya kontes-kontes kecantikan lainnya,” ujar juru Bicara Muslimah HTI Iffah Ainur Rochma di kantor HTI, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2013).

Iffah mengatakan, meski penyelenggara menjanjikan akan menghapus sesi penggunaan bikini, namun Miss World dan kontes kecantikan sejenis tak lebih dari ajang pencarian perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi demi mendongkrak pendapatan industri fashion, kosmetik dan rating media.

Menurut Iffah, membiarkan penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia sama saja dengan menegaskan bahwa negeri muslim terbesar di dunia ini juga turut melanggengkan penjualan tubuh perempuan.

Maka itu, lanjut Iffah, Muslimah HTI menyerukan kepada semua pihak untuk menolak penyelenggaraan Miss World 2013 yang merupakan simbol kapitalisasi tubuh perempuan dan perendahan martabat perempuan itu. (Tnt/Sss)

sumber: http://news.liputan6.com/read/625043/tolak-miss-world-2013-muslimah-hti-kedok-eksploitasi-perempuan

Aurat Wanita


AURAT WANITA


Ibnu Abbas pernah bertanya kepada ‘Atha bin Abi Rabah,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
“Ya,” jawab ‘Atha.
Ia berkata, “Wanita berkulit hitam itu. Dia pernah datang kepada Nabi saw., lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku sering tersingkap (saat penyakitnya kambuh, peny.). Karena itu doakanlah aku agar Allah menyembuhkan penyakitku.’ Nabi saw. berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bisa bersabar dan bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdoa agar Allah menyembuhkan dirimu.’ Wanita itu menjawab, ‘Aku memilih bersabar saja. Namun, tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku sering tersingkap. Karena itu doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ Lalu Nabi saw. pun mendoakan wanita itu.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
*****
Pembaca yang budiman, khususnya wanita Muslimah, penyakit ayan bukanlah penyakit ringan. Selain susah sembuh dan sering kambuh, penyakit ini bisa mengundang aib bagi penderitanya maupun keluarganya. Apalagi jika penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung penderita penyakit ayan dan keluarganya karena banyak orang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.
Namun, renungkanlah perkataan wanita berkulit hitam penghuni surga dalam riwayat di atas. Apakah kita menyaksikan satu kata saja meluncur dari lisannya yang menunjukkan bahwa ia membenci qadha’—yakni penyakit ayan—yang kebetulan menimpa dirinya? Apakah ia mengeluhkan penyakit ayan yang ia derita? Apakah ia merasa malu karena menderita penyakit tersebut? Tidak! Bukan itu yang ia keluhkan. Bukan itu yang membuat ia malu. Ia mengeluh dan merasa malu karena auratnya sering tersingkap saat penyakitnya kambuh. Padahal saat penyakit ayan itu datang, ia tentu dalam keadaan tak sadar. Jika pun tersingkap auratnya dalam keadaan tidak sadar alias hilang akal, tentu ia tidak berdosa.
Namun, demikianlah penghuni surga.  Wanita berkulit hitam ini tetap sangat khawatir bila auratnya tersingkap meski dalam keadaan sakit dan tidak sadar. Bagaimana dengan kebanyakan wanita zaman sekarang, yang saat sehat dan dalam keadaan sadar pun, rela bahkan acapkali bangga memamerkan aurat mereka?
*****
Sebagaimana wanita berkulit hitam penghuni surga dalam riwayat di atas, pada zaman dulu para shahabiyah adalah wanita yang amat menjaga kehormatan dan aurat mereka. Para shahabiyah adalah para wanita yang memiliki rasa malu yang tinggi. Ummul Mukminin Aisyah ra., istri Rasulullah saw., bahkan mempunyai rasa malu yang luar biasa. Setelah Rasulullah saw. wafat, Aisyah ra. terbiasa berziarah ke makam beliau, yang berada di dalam kamarnya, tanpa mengenakan hijab. Ketika ayah beliau, Abu Bakar ra., wafat dan dikebumikan di sebelah makam Rasulullah saw., Aisyah ra. masih leluasa berziarah tanpa mengenakan hijab. Namun, kebiasaan itu berubah ketika Umar bin al-Khaththab ra. dikuburkan di kamarnya bersebelahan dengan makam Rasulullah saw. dan Abu Bakar ra. Setiap kali masuk ruangan itu, Aisyah ra. mengenakan hijab secara sempurna. Itu ia lakukan karena Umar ra. bukanlah mahram­-nya. Padahal Umar ra. telah meninggal dan jasadnya terkubur di dalam tanah (Jalaluddin as-Suyuthi, Syarh ash-Shudur bi Syarh Hal al-Mawta wa al-Qubur. Beirut: Dar ar-Rasyid, 1916).
Sama dengan Ummul Mukminin Aisyah ra., Sayyidah Fatimah az-Zahra ra., putri Rasulullah saw., juga memiliki rasa malu yang luar biasa. Beliaulah orang pertama yang meminta dibuatkan keranda agar saat meninggal dan dibawa ke kuburan, jenazahnya diletakkan di dalam keranda tersebut. Pada waktu itu, umumnya jenazah memang diusung oleh orang-orang tanpa keranda, seperti yang kita kenal hari ini.
Suatu saat Fatimah binti Rasulullah merasa bahwa ajalnya telah dekat. Pasalnya, Rasulullah saw., pernah mengatakan kepada dirinya bahwa ia adalah anggota keluarga beliau yang pertama kali wafat menyusul beliau. Putri Rasulullah saw. yang juga istri Ali Bin Abi Thalib ini lalu berpesan kepada Asma’ binti Umais, yang hampir setiap hari menjenguk dirinya. “Saya tidak senang atas apa yang diperbuat terhadap wanita jika meninggal. Jenazah mereka hanya ditutupi dengan kain kafan sehingga lekuk tubuhnya terlihat,” kata Fatimah kepada Asma’, putri Abu Bakar ash-Shiddiq.
“Apakah engkau mau aku tunjukkan sesuatu yang pernah aku lihat di Habasyah?” ujar Asma’.
Asma’ lalu membuat semacam keranda. Kerangkanya terbuat dari pelepah kurma, sedangkan bagian luarnya ditutup dengan kain. Dengan begitu, jenazah yang dibawa dengan keranda itu tidak terlihat dari luar. Begitu Fatimah melihat keranda itu, ia sangat gembira hingga tertawa. Ia lalu berpesan, “Nanti, jika aku meninggal, kamu dan suamiku, Ali, yang memandikan aku. Jangan ada orang lain yang ikut memandikan aku. Setelah itu, buatkan keranda seperti itu untuk diriku.” (HR adz-Dzhabi dalam Syiar A’la an-Nubala, dari penuturan Qutaibah bin Said dan Ja’far ra.).
Demikianlah, sebagaimana penututuran Ibnu Abdil Barr, ‘’Fathimah ra. adalah orang pertama yang saat meninggal dimasukkan ke dalam keranda pada masa Islam.’’
*****
Demikianlah Ummul Mukminin Siti Aisyah ra. Ia tetap merasa malu jika tidak mengenakan hijab meski di hadapan jasad Umar bin al-Khaththab ra. yang sudah terbujur kaku di dalam tanah. Demikian pula putri Rasulullah saw., Fatimah az-Zahra ra. Ia tetap merasa khawatir jika—dalam  keadaan sudah terbujur kaku menjadi jenazah sekalipun—terlihat  lekuk tubuhnya.
Bagaimana dengan kebanyakan wanita zaman sekarang? Sayang sekali, mereka bukan saja tidak malu tersingkap auratnya. Mereka bahkan acapkali merasa bangga memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya. Kebanggaan mereka semakin bertambah saat bisa ikut serta dalam ajang lomba kontes kecantikan—semacam Miss World—yang  hakikatnya adalah ‘kontes aurat’. Mereka tak pernah merasa khawatir terhadap ancaman Allah SWT melalui lisan Rasul-Nya, “Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, berlenggak-lengkok dan kepala mereka seperti punuk unta tidak akan masuk surga ataupun sekadar mencium baunya.” (HR Abu Daud).
Na’udzu bilLahi min dzalik! [Arief B. Iskandar]